Kuasa-Mu
Kami terjun menginjak bumi dari kehendak-Mu
Engkau racik kami dengan berbagai macam bumbu
Suatu racikan yang kami anggap mustahil
Engkau sulap menjadi karya yang mahal
Lahir dengan kesucian
Berkembang dengan akal pikiran
Berjalan dengan lengkap penuh kasih sayang
Berkarya dengan pemikiran matang Adanya kelak Engkau menutup semua keindahan itu sekarang
Perlahan kami mulai kering terhempas seperti karang
Mudah pula kau injak
Dan kau kubur hingga tak bertapak
TULISAN
Siiipp...bagus Mba. Belajar menulis seperti ini ah saya..hehe
BalasHapusHehe makasih mba..
HapusSaya juga belum begitu mahir menulis, perlu banyak belajar lagi, dari mbak denik juga, mohon bimbingannya 😉
Keren mbk, tapi aku lemah dg penguasaan diksi jika harus nulis puisi.
BalasHapusKeren mbk, tapi aku lemah dg penguasaan diksi jika harus nulis puisi.
BalasHapusMakasih mba nur.. Dicoba ya mbaa mudah-mudahan bisa.. Saya juga masih perlu banyak belajar juga dari yang lain, semangat mba nur
HapusSecara cerita bagus de, hanya ada yang kurang harusnya ada tokoh jahat bernama gilang. Haha. Semangat ade kecilku
BalasHapusHaha komentar nya salah ya kaaa hehe harusnya di cerpen tanggal sekarang kan ya? Gapapa
HapusHaha kalo ada tokoh jahatnya, kamu nikung kaaa wkwk
Makasih banyak masukkannya
krisan, secara keseluruhan udah bagus kk, suka banget deh pokoknya..
BalasHapuscuma ada catatan,, hhe. "Perlahan kami mulai kering terhempas seperti karang " saya gak paham dengan yang ini.. hhe
Makasih kaa jundi
BalasHapusHehe itu maksudnya
Semakin lama usia kami mulai berkurang, perlahan kita akan rusak (sekencang laut menerjang, karang yang kuat pun akan rusak), begitu juga kematian